Alhamdulillah…
syukur ku selalu tercurah untuk keluarga kecilku. 18 Januari 2016 ini,
merupakan ulang tahun ke-5 pernikahan kami.
Hari
ini saya iseng beres-beres buku di rumah. Tidak sengaja temukan buku diary
cantik pemberian mantan pacar saya - yang sekarang sudah jadi suami saya,
haha. Dulu saat baru diberikan, sayang
rasanya mau dipakai soalnya terlalu bagus. Seiring berjalannya waktu kok tambah
klasik rasanya tampilan diary-nya. Setelah dipikir-pikir, semua orang saat ini
sudah hampir tidak punya privasi lagi. Orang-orang sudah asik bermain Facebook,
Path, Twitter, Instagram, Blog, dan banyak media lainnya. Hingga ruang privasi tanpa
terasa sudah tergeser. Saya pikir lucu juga kali ya, kalau mulai nulis diary
lagi. Karena seingat saya terakhir kali menulis diary ya saat SMP. That’s so long, right?
Oya
diary ini termasuk The Success Series
- limited edition diary dari PT.
Susan Photo Album. Diary eksklusif ini mengusung quote-quote dari James Gwee – seorang trainer dan motivator Indonesia. Quote di cover diary saya ini berisi:
Often the courage
that we need
Is the courage to get
up after we fall down;
The courage to just
keep coming back
Over and over again
and not give up
Keren
kan?? Sayang edisi ini sekarang sudah tidak keluar lagi. Material covernya juga
bagus karena dari serat kayu asli yang elegan.
Yitzhak
(3y4m) tahun ini sudah berani ikut lomba mewarna, dalam rangka Peringatan
Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Al-Irsyad dekat rumah. Kenapa saya sangat excited menceritakan ini, karena basicly dia anak yang pemalu dan sulit
bergabung dengan teman yang belum pernah kenal.
Tahun
lalu, ada lomba serupa saat usianya baru dua tahunan. Saat saya antar ke
masjid, anaknya hectic tidak mau
masuk ke dalam masjid. Akhirnya kami
pulang tanpa mengikuti kegiatan.
Selama
satu tahun ini, saya bersama Ayah Romi berusaha keras untuk membentuk karakter
Yitzhak. Supaya dia tidak tumbuh menjadi anak penakut dan pemalu.
Langkah
pertama, kami (Ayah dan Bunda)
menyatukan persepsi!. Tidak boleh membela di depan anak, saat satu diantara
kami menganggap hal yang dilakukan anak salah. Boleh berdebat, tapi tanpa
sepengetahuan anak.
Kedua, kami membuat rule of activity di rumah. Misalnya
setelah makan, piring dan gelas kotor harus langsung ditaruh di kitchen sink. Setelah bermain dan baca
buku, semua harus dibereskan di tempat semula.
Ketiga, rutin mengajak anak keluar
rumah. Memperkenalkan lingkungan sekitar. Bertemu orang baru, dan biarkan anak
mengeksplor lingkungan sekitar. Jangan pernah
mengatakan TIDAK, selama apa yang dia lakukan tidak berbahaya.
Keempat, ajarkan anak kasih sayang.
Kepada teman, orangtua, siapapun termasuk hewan liar yang hidup di sekitar
tempat tinggal.
Keempat
hal ini, rutin kami lakukan di rumah selama satu tahun terakhir. Saya sempat
kaget saat Yitzhak bisa berinteraksi dengan teman-teman sebayanya di masjid
saat itu. Saya sangat bersyukur…
Langganan:
Postingan
(
Atom
)