In

Resolusi Super Mom dan Tumpeng ‘Darurat Cinta’ (My 3rd Wedding Anniversary)


Nggak terasa, pernikahanku dengan ‘Super Daddy’ sudah di angka 3 tahun. Menghasilkan seorang ‘Super Boy’ yang super lucu dan super banyol (hehe!). Tepat di tiga tahun pernikahanku ini, aku harus punya resolusi. Ini nih bocorannya: 
  1. Memberi kepercayaan. Kepada super daddy dan super boy, aku harus lebih bisa terbuka, mengkomunikasikan segala hal, dan memiliki manajemen waktu yang baik antara kerja dan di rumah. 
  2. Menjaga sinyal BANGGA pada dua Super Hero di rumah.
  3. Tidak membanding-bangdingkan para Super Hero. 
  4. Berfikir sebelum bicara. 
  5. Multitasking (harus bisa jadi istri, ibu, sahabat, dan manajer untuk para Super Hero). 
  6. Mencari metode belajar sambil bermain yang lebih menyenangkan untuk Super Boy. 
  7. Membiarkan Super Boy berekspresi. NGGAK BOLEH gampang marah kalo dia jatuhin barang, berantakin buku, berantakin mainan (padahal baru diberesin).
Semoga semua itu bisa tercapai, Amin!. Meskipun kelihatannya banyak, tapi antara satu point dengan yang lain saling berkesinambungan kok (semoga, dan harus berusaha bisa!). 

Oya cerita untuk perayaan hari ini ^_^. 

Sejak awal bulan aku berfikir, kalau hari ulang tahun pernikahanku ini nggak boleh terlewat begitu saja. Googling, ngintip facebook teman kiri kanan, sampai survey kue tart sudah ku lakukan. Semua demi hari ini, yang harus spesial. Tapi dari semua upaya yang ku lakukan, kok ya, masih ada yang kurang sreg gitu rasanya. Tiga hari yang lalu, aku berfikir untuk pesan kue saja di tempat langganan. Tapi pas mau belok ke tempat pemesanan kue, aku urungkan. Semua karena super mom ingin sesuatu yang beda dan sedikit sempurna (hahaha, bahasanya!). 

Kemarin lusa sepulang kerja (sambil mikir waktu perjalanan pulang), aku putuskan untuk membuat nasi tumpeng kuning lengkap dengan lauk pauknya. Sebelum sampai rumah, aku mampir dulu ke penjual sayur langganan untuk pesan bahan-bahan membuat nasi kuning dan printilannya

Semalam tepat pukul 00.00, aku bangun dari ‘pulau kapuk’ dan mulai memasak. Dengan cinta, dalam hati aku hanya berdoa semoga semua masakan ini sukses – bisa dimakan/ nggak gagal. Secara aku belum pernah punya pengalaman masak tumpeng dengan kroni-kroninya. Well inilah tahap-tahap perjuanganku membangun nasi tumpeng dalam semalam (halah! ^_^).

Step 1 : membuat tahu bacem (sukses, meskipun agak gosong di panci)
Step 2 : membuat bakwan jagung (sukses)
Step 3 : membuat nasi kuning (terlalu lembek dan kurang gurih. Ya tapi masih bisa dimakan lah ^_^)
Step 4 : membuat kering tempe (sukses besar)
Step 5 : membuat ayam bumbu rujak (pakai bumbu jadi khusus menu ini, ^_^)
Step 6 : membuat mie goreng (bumbunya kurang berasa)
Step 7 : membuat dadar telur (sukses dunk!)
ini nih tampilan tumpengnya...

Sambal bajak dan abon, aku beli jadi. Nggak sanggup jadi ‘Bandung Bondowoso’ tanpa bala tentara, menyelesaikan gunungan tumpeng dalam semalam, hehehe!. 

Setelah semua lauk dan nasi kuning ready, tinggal menata. Oya, aku bikin tumpeng ini dengan cetakan yang dibikin dengan kertas karton karena nggak punya cetakan tumpeng (memanfaatkan apa yang ada alias ngirit, hehe!). Tepat pukul 03.30, tumpeng ‘DARURAT CINTA’ sudah jadi… (bahagia dan puas rasanya). Pukul 03.45, selesai bersihin dapur dan bertepatan dengan murotal yang terdengar sebelum adzan subuh, saya bangunkan super daddy. “Happy Wedding Anniversary…”, ku tuntun dia keluar kamar dan sudah menunggu tumpeng mungil di ruang tamu. “Terimakasih” kata super dady. Kecupan juga mendarat di pipiku – ough, bahagianya. Ya inilah perjuangan Super Mom, untuk peringatan ulang tahun pernikahan yang HARUS spesial. Meski dari segi rasa, mungkin masih jauh berkilo-kilo meter dari enak, tapi aku puas bisa memberikan sesuatu yang ‘berkesan’ untuk yang tercinta. 

“HAPPY ANNIVERSARY 3rd, HUBBY”.

Related Articles

0 komentar:

Flickr

Subscribe