|
Foto diambil dari: http://toysinthedryer.com/falling-into-the-super-mom-trap/ |
Menjadi ibu itu berarti bukan single lagi (yes, it certainly!). Menjadi ibu berarti memiliki pasangan hidup bernama
suami, dan memiliki malaikat kecil bernama anak. Nah dari sini, semua pelajaran
sesungguhnya dimulai. Selama kita sekolah, dari TK sampai kuliah pelajaran
menjadi ibu tidak pernah ada. Saat kuliah dulu, kita banyak belajar tentang
realitas sosial. Bagiku sekarang, inilah realitas sosial yang sebenarnya; saat
kita secara alami menjadi manajer rumah tangga yang disebut IBU. Ough, previously unimaginable! Ya,
tapi inilah hidup dan realita yang harus di hadapi setiap perempuan. Termasuk aku.
Menjadi ibu, tanpa bantuan ART (Asisten Rumah Tangga),
merupakan hal yang sangat luar biasa bagiku. Keluargaku memang bukan keluarga
kaya, tapi saat masih kecil keseharianku diasuh oleh ‘mbak’, meskipun ibuku
juga di rumah. Jadi akhirnya aku menganggap kenyataan ini sebagai suatu yang lumrah.
Aku selalu berfikir, jika nanti punya keluarga, ya sepaket sama ART yang bisa
jaga anak sekaligus bersih-bersih rumah. Tapi ternyata, kenyataan tak seindah
harapan (halah!) ^_^. Saat ini, aku menjadi Super Mom (Working Mom, and do all my own homework!).
Hebat kan? Setidaknya itu yang selalu ku katakan pada diriku sendiri ^_^.
Well,
pelajaran memang bisa datang dari mana saja dan dari siapa saja. Aku belajar
menjadi istri dan ibu mulai dari NOL!. Semua masukan ya hanya ku peroleh dari
suamiku. Dia memprofilkan ibunya, untuk bisa ku ekstrak dengan caraku menjalani
profesi baru ini. Perasaan campur aduk, nangis, capek, semua sudah ku lalui,
dan hingga saat ini-pun masih sering terjadi ‘drama’ demikian. Hmm… want you to know Super Mom daily activity?
This is it!
04.30 – Sholat Subuh
05.00 – Belanja Sayur
05.20 – Masak
06.00 – Mandikan Super
Boy
06.30 – Nyuapin Super
Boy
07.00 – Beresin dapur,
nyiapin bekal ke kantor
07.15 – Mandi
07.30 – Siap-siap ke Kantor
07.40 – Berangkat ke
Kantor
That’s
my activities every
single day, except Sunday (Really Sun-Day!).
Jarak antara rumah ke kantorku
hanya sekitar 3km, jadi setiap istirahat siang pukul 12.00 – 13.00 aku pulang
untuk breastfeeding. Pulang kantor
pukul 15.00, sesampainya di rumah, langsung menyiapkan mandi sore Super Boy,
nyuapin (makan sore), dan setelah itu baru giliranku membersihkan diri. Itulah kegiatan
keseharian Super Mom. Belum lagi kalau setrikaan numpuk, OMG, rasanya badan ini
mo lepas dari tulang. Itulah sebabnya, kenapa pandanganku pada Working mom tanpa ART itu kereeennn
abiiisss….!!!.
Once
more,
ini bukan keluhan. Namun sebatas kebanggaanku sebagai Super Mom, yang menjadi manajer
Super Boy dan Super Daddy. Hmm, mengingat pesan Bupuh (Bibi: Bahasa Jawa), saat
harus menjalani semua sendiri tanpa ART; harus SABAR, IKHTIAR, dan ATUR JADWAL…
Well, currently this is all I can!!.
|
Foto diambil dari: http://www.household-management-101.com/laundry-routines.html |
0 komentar:
Posting Komentar