In
Yitzhak First Story to The Mosque
Posted on Jumat, 16 Agustus 2013
25 Juli 2013 (baru bisa posting sekarang...)
Hari ke dua di rumah mertua, hari ke 17 Ramadhan, dan hari
pertama Yitzhak – my li’l warrior – pergi ke masjid untuk ikut sholat
berjamaah. Sebenarnaya tujuan awalnya untuk memperkenalkan dia dengan
lingkungan masjid. Supaya nanti waktu sholat IED, Yitzhak nggak canggung dengan
suasana masjid. Sekarang usianya sudah 10 bulan. Waktu usia 6 bulan pernah ku
ajak ke masjid untuk jamaah sholat Maghrib, sayang tanggapannya mengejutkan.
Yitzhak takut dengan para jamaah perempuan yang memakai mukena. Setelah melihat
sekeliling, Yitzhak nangis histeris ketakutan. Walhasil, sholatku nggak khusu’
(mungkin jamaah lain juga ngerasa gitu ya..^_^). Ayahnya yang denger jerit
tangis anaknya dari shof jamaah laki-laki, ikut gak enak sama jamaah lain plus
nggak khusyu juga. Setelah kejadian itu ku putuskan sementara untuk nunggu agak
besar dulu baru diajak ke masjid. Tibalah sholat tarawih di bulan Ramadhan di
rumah mertuaku, menjadi kali kedua Yitzhak menginjakan kaki.. ehm, maaf mungkin
lebih tepat dengan merangkakkan kaki di masjid.
Second times to mosque, geliatnya tidak jauh berbeda. Emak
dan bapaknya hampir menyerah begitu sampai masjid. Yup! Didepan pintu masjid
dia sudah mewek. OMG! Untung ibu mertuaku saat itu menguatkan, ‘ayo diajak
masuk, kita cari tempat di shof belakang biar tidak mengganggu jamaah lain
kalau Yitzhak nangis’. Aku mengangguk dan berusaha bertahan.
Rakaat pertama sholat isya’, dia nangis
sekencang-kencangnya. Di rakaat ke dua, dia ku gendong sambil sholat. Itu juga nangisnya
masih kenceng, belum berkurang dari empat oktaf (sabar…). Rakaat ke tiga dan ke
empat tinggal ngeringik aja. Baru setelah salam, aku nenenin dia. Dengan semua
mata ibu-ibu jamaah tertuju padaku. Mungkin mikirnya, nih orang siapa sih gak
pengertian bener anak masih kecil diajak ke masjid pake acara nangis kenceng
banget lagi. Duh, aku hanya tersenyum pada setiap mata yang memandang, dan
meluruskan niat kalau tujuanku membawa
Yitzhak saat itu adalah untuk mengenalkan dia dengan agama dan tuhannya. Tapi
yang pasti, untuk prepare sholat IED nanti.
Mertuaku yang sholat tepat disebelahku menawarkan, mau
pulang dulu? Tapi aku menolak, kali ini aku sendiri yang memutuskan bertahan.
Sebab saat tiba sholat tarawih, Yitzhak dapet teman. Dia merasa comfort dengan
teman barunya. Tiga anak kecil yang godain dia dari balik jendela (kebetulan
kita sholatnya tepat disamping jendela). Ketiga anak ini ajak Yitzhak main ci
luk baa. Mungkin karena dia juga pas seneng-senengnya main ci luk baa, Yitzhak ketawa
sampai teriak-teriak histeris saking senangnya. Hatiku mulai ketar-ketir. Nih
anak kalau nggak nangis histeris, ketawanya kenceng banget. Setengah permainan
sholat tarawih, dia bosan. Mainannya dilempar, teman baru sudah gak mempan
menghibur. Ronde ke dua dia nangis kenceng lagi. Aku gendong dia dan pindah ke
shof paling belakang, yang banyak anak kecilnya. Harapanku dia bisa main dengan
anak-anak lain, dan aku lanjut sholat tarawih. Tapi trik itu juga nggak
berhasil. Akhirnya, aku bawa dia ke teras masjid. Duduk sambil menghibur dia
yang nangis sesenggukan sampai sholat tarawih usai.
I just pray that you will understand what I do for you, it
could be best for your future Insyaallah… Amien!
Yitzhak First Story to The Mosque
ellen
10.00
ellen
Integer sodales turpis id sapien bibendum, ac tempor quam dignissim. Mauris feugiat lobortis dignissim. Aliquam facilisis, velit sit amet sagittis laoreet, urna risus porta nisi, nec fringilla diam leo quis purus.
Related Articles
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar